Kamis, 30 November 2017

ALLAH SELALU MEMBERI YANG TERBAIK KEPADA HAMBANYA

Sesuai dengan nota tugas dari Kepala Bidang Dikmenum, mulai tanggal 1 Februari 1987 saya harus mutasi dari SMPN 21 ke SMPN 19.
Mutasi ini menyadarkan saya. Ternyata Allah selalu memberi yang terbaik kepada hambanya. Tapi  manusia tidak mengerti rencana Allah. Rencana yang tidak difahami ini seringkali dikira menyusahkan atau hukuman.
Sang istri merasa kecewa berat dengan kepindahan saya ke SMPN 19. Suaminya yang semula sebagai wakil kepala sekolah, di tempat yang baru harus menjadi guru biasa tanpa ada tambahan tugas.
Ternyata di SMPN 19, selesai mengajar saya bisa langsung pulang. Bercengkerama dengan Ganang (Anugrah Ebtanto) yang waktu itu masih belum berumur satu tahun. Hal itu tidak dapat saya lakukan waktu masih di SMPN 21. Sebagai wakil kepala sekolah harus pulang sampai akhir pelajaran, walaupun sudah tidak ada jam megajar.
Sebelumnya setiap pagi sampai siang Ganang hanya ditemani oleh pembantu. Ayah dan ibunya sama-sama mengajar.
Inilah nikmat Allah yang tidak saya sadari.

Minggu, 20 November 2016

IMAN KEPADA MALAIKAT

          Rukun Iman yang kedua adalah iman kepada malaikat-malaikat Allah. Sebagai seorang muslim kita tentu saja beriman kepada malaikat-malaikat Allah. Artinya percaya adanya malaikat-malaikat Allah. Ternyata persoalannya tidak berhenti di sini. Tidak cukup hanya “percaya” adanya malaikat.
      Kemarin pagi Sabtu 19 November dalam acara “Serambi Islam TVRI”, saya mendapatkan pencerahan tentang rukun iman. Khususnya iman kepada malaikat.
         Malaikat adalah makhluk yang diciptakan dari cahaya, selalu taat kepada Allah. Setiap malaikat mempunyai tugas tertentu. Diantaranya malaikat Raqib dan Atit selalu mendampingi manusia. Malaikat Raqib mencatat semua amal baik, sedangkan malaikat Atit mencatat semua amal buruk.
         Iman kepada malaikat, tidak hanya berhenti pada percaya bahwa kita kemanapun dikuti oleh malaikat Raqib dan Atit. Tidak hanya percaya bahwa malaikat Roqib selalu mencatat semua amal baik kita dan malaikat Atit mencatat amal buruk kita. 
          Malaikat selalu taat, tidak pernah membangkang/melalaikan tugasnya. Konsekwensinya kita harus selalu berusaha untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk. Sekecil apapun perbuatan kita, baik maupun buruk tidak ada yang terlewatkan untuk dicatat oleh pasangan malaikat Raqib dan Atit. Kita juga harus percaya, bahwa catatan amal baik dan buruk itu nantinya harus dipertanggung jawabkan. Iman kepada hari akhir.
         Jadi dengan iman kepada malaikat, seharusnya seorang muslim selalu beramal baik dan menghindari perbuatan buruk/maksiat. Siswa yang iman kepada malaikat tidak akan mencontek di sekolah. Pejabat yang iman kepada malaikat tidak akan korupsi. 
          

Minggu, 06 November 2016

TIDAK MENGELUH



Mengeluh adalah ungkapan yang keluar secara spontan, bila seseorang mengalami/menjumpai keadaan yang dirasa kurang nyaman. Tidak disadari bahwa mengeluh adalah ucapan/ungkapn yang nadanya menyalahkan. Siapa yang disalahkan. Tentu saja ada pelaku yang menyebabkan keadaan kurang nyaman tadi. 
Kita mengeluh kepada seseorang yang berteriak, membuat bising. Secara tidak langsung kita menyalahkan orang yang berteriak tadi.
Kita mengeluh kepada motor yang tiba tiba memotong di depan kita, membuat terkejut. Secara tidak langsung kita mengeluh kepada si pengendara motor.
Sering kali keluhan itu diwujudkan dengan umpatan yang kasar.
Pertanyaannya adalah, apakah dengan mengeluh dan mengumpat tadi persoalan menjadi selesai. Orang yang berteriak akan berhenti, motor tidak memotong di depan kita lagi. Ternyata mengeluh tidak menyelesaikan masalah. Bahkan untuk mengumpat harus ada energy yang dikeluarkan. Energy ini akan terbuang sia-sia, karena tidak menyelesaikan masalah.
Akan lebih fatal lagi, bila kita mengeluh pada keadaan yang memang sudah dikehendaki oleh Sang Cholik. 
Saat cuaca panas seperti sekarang, tidak sedikit diantara kita manusia yang mengeluh. Kita mengeluh karena cuaca yang panas. Secara tidak langsung kita menyalahkan si pembuat cuaca yang panas. Disini kita lupa bahwa cuaca panas adalah kehendak Allah. Berarti kita menyalahkan Allah. Pantaskah kita manusia, seorang hamba menyalahkaan Sang Pencipta.
Oleh karena itu, marilah kita membiasakan diri untuk tidak mengeluh, apalagi mengumpat. Kita nikmati dan kita syukuri semua kejadian.

Sabtu, 18 Juli 2015

MENATA NIAT PUASA



          Hari ini tanggal 2 Syawal 1436 Hijriyah, berarti sudah dua hari kita ditinggalkan oleh bulan Romadhon yang suci dan mulia. Memang benar selama satu bulan penuh kita telah melaksanakan ibadah puasa. Tidak hanya puasa, ibadah-ibadah yang lain juga telah kita lakukan. Misalnya sholat taraweh, membaca al quran, sedekah, zakat, itikaf dan masih banyak lagi.
         Kita sangat bersemangat beribadah di bulan romadhon, karena memang Allah telah menjajikan banyak kemurahan di bulan romadhon. Pahala ibadah di bulan romadhon adalah berlipat banyak dibandingkan bulan yang lain. Manusia yang sifatnya ingin selalu mendapatkan yang enak, yang mudah dan yang cepat dengan semangatnya “berburu pahala” di bulan romadhon. Kita yakin Allah selalu dan pasti menepati janji-Nya.
        Persoalannya adalah, apakah ibadah tadi sudah kita lakukan dengan benar. Benar persyaratannya dan benar pelaksanaannya. Hanya ibadah yang benar saja yang akan mendapatkan ganjaran berupa pahala. Pahala itu baru kita terima nanti di akhirat. Luaaaaama bener.
      Selain menjajikan pahala, Allah mewajibkan manusia (yang beriman) untuk berpuasa agar beraqwa. Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Q 2; 183).
          Manusia yang bertaqwa cukup jelas indikatornya (Q 2; 2, 3 dan 4):
-          Beriman kepada yang gaib
-          Melaksanakan salat
-          Menginfakkan sebagian rezeki yang telah diterima
-          Beriman kepada Al Quran dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumya
-          Serta yakin adanya akhirat.
          Oleh karena itu, perlu kita tata ulang niat ibadah itu. Ibadah (puasa) bukan untuk berburu pahala, tetapi semata ingin menjadi hamba yang bertaqwa. Bila taqwa sudah kita miliki, insyaallah pahala tentu kita raih juga. Semoga dengan perginya bulan romadhon 1436, kita semua menjadi manusia yang bertaqwa dan masih dipertemukan dengan bulan romadhon tahun depan. Amin.

Minggu, 26 April 2015

HARI KARTINI



Beberapa hari yang lalu, tepatnya Selasa 21 April. Bangsa Indonesia memperingati lahirnya Pelopor Emansipasi Perempuan. RA Kartini.
Hampir semua sekolah di kota Surabaya tidak mau ketinggalan ikut memperingatinya. Umumnya bentuk peringatan diwujudkan dengan mengenakan pakaian daerah. Banyak sekolah yang mewajibkan siswanya mengenakan busana daerah. Beberapa sekolah bahkan mengadakan lomba fashion, bagi siswanya.
Pagi hari siswa mengikuti upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Kartini, kemudian dilanjutkan dengan lomba. Praktis satu hari penuh pelajaran akan tidak terlaksana. Padahal akhir-akhir ini pelajaran sering terganggu (di SMP, pelaksanaan ujian praktek, try out UN sering megganggu proses belajar kelas VII dan VIII. Demikian juga di SMA).
Siswa yang  mengenakan busana daerah, apalagi lomba fashion ini akan menambah pengeluaran orang tua. Siswa harus membeli atau minimal meyewa pakaian, beberapa siswa yang ikut lomba fashion harus datang ke salon. Transportasi untuk datang ke sekolah juga harus disesuaikan.Ternyata banyak kerugian yang ditimbulkan oleh peringtan Hari Kartini yang konvensional ini.
Bukan saya tidak setuju dengan peringatan ini. Saya sangat mendukung. Dengan peringatan ini, minimal kita akan ingat bahwa ada perempuan Indonesia yang memperjuangkan emansipasi wanita. Akan lebih bijaksana apabila bentuk peringatannya tetap dalam koridor pendidikan dan tanpa menimbulkan banyak kerugian. Misalnya diadakan diskusi panel atau mengarang dengan tema “Emansipasi Wanita” atau “Peran Wanita dalam Pembangunan” dan lain-lain.